Pura Luhur Serijong, sebuah bangunan suci dengan aristektur khas Bali yang sangat kaya akan nilai sejarah. Terletak di Desa Antap, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Bali. Untuk bisa mengakses lokasi wisata Pura Luhur Serijong kita harus menempuh 2 jam perjalan dari Bandara Udara Ngurah Rai atau kurang lebih sekitar 60 km dari Kota Denpasar. Lokasinya yang terletak persis di pinggir jalan utama Jawa- Bali membuat pura ini mau tidak mau harus dilewati oleh orang-orang yang ingin menyebrang ke pulau Jawa. Pura Luhur Serijong berada tepat di pinggir lautan, yakni di bibir Pantai Soka. Tidaklah sulit untuk menemukan pura ini karena disana sudah terdapat sebuah plang besar yang bertuliskan “Pura Luhur Serijong”.
Aura mistis akan kira rasakan ketika pertama kali masuk ke kawasan wisata Pura Luhur Serijong. Suasana disekitarnya yang dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi serta semak-semak menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi Pura Luhur Serijong. Arsiktekur khas Bali yang sangat indah dapat kita lihat ketika berada tepat di depan gapura masuk pura ini. Pura ini memiliki sejarah yang unik, pada zaman dahulu konon warga setempat yang kebanyakan tinggal di tepi pantai melihat seberkas cahaya yang sangat terang muncul dari tepian pantai yang berbatu karang. Menurut kepercayaan penduduk setempat, kejadian itu dianggap menjadi sebuah pertanda baik, lalu para penduduk setempat mendirikan sebuah pura tepat di tempat munculnya cahaya tersebut yang hingga saat ini dikenal dengan nama Pura Luhur Serijong. Menurut beberapa catatan yang ada, objek wisata Pura Luhur Serijong dibangun sekitar abad XVI masehi, hampir bersamaan dengan pembangunan Pura Rambut Siwi di Jembrana dan Pura Tanah Lot. Pembangunan pura ini bertujuan untuk menghormati Dang Hyang Dwijendra yang merupakan guru yang sangat berjasa di Pulau Bali dan mampu memberikan penerangan. Pemujaan Tuhan dalam manifestasi penguasa lautan yang dalam Hindu dikenal dengan Dewa Baruna juga menjadi objek pemujaan di pura ini. Prose rehabilitasi besar sudah dilakukan terhadap Pura Luhur Serijong, diantaranya rehab pertam dilakukan tahun 1949-1950 dan dilakukan upacara ngenteg linggih tahun 1952. Rehab kedua diadakan tahun 1996-2003 pengempon pura kembali melakukan rehab dan dilakukan upacara ngenteg linggih serta mamungkah tahun 2003 lalu.
Persis tepat di bawah objek wisata Pura Luhur Serijong terdapat sebuah goa yang cukup besar dan dalam. Menurut pemangku adat setempat yang sekaligus menjadi pengelola dari pura ini, di ujung goa ini terdapat sebuah batu yang menyerupai padmasana, tempat untuk sembahyang bagi umat Hindu. Goa ini juga menjadi tempat tinggal bagi ribuan kelelawar yang keberadaannya tidak pernah diganggu oleh manusia. Jika kita berkunjung di hari yang tepat dan sedang beruntung, kita dapat melihat ribuan kelelawar ini keluar dari goa dan terbang membentuk barisan yang sangat panjang. Di tepi goa ini terdapat beberapa mata air yang dianggap suci, Konon disinilah Kebo Iwa melakukan tapa berata dengan dikawal oleh seekor ular besar serta seekor tikus putih yang ukurannya sebesar anjing. Namun karena ada aktivitas pembuatan tanggul, beberapa mata air sulit untuk ditemukan kembali. Nah, bagi para wisatawan penggemar sejarah serta arsitekur bangunan Bali khususnya, tempat ini patut menjadi pertimbamgan destinasi tujuan wisata anda. Kawasan Pura Luhur Serijong termasuk areal yang sangat dijaga kesucian dan kelestariannya, oleh karena itu tidak ada fasilitas pariwisata yang dibangun berdektan dengan area ini.
Lihat Peta Lebih Besar